Mobil bekas Rumah dijual

POWER



P.O.W.E.R




Cerita yang begitu luar biasa ini saya kutip dari buku international best seller karangan Shiv Kera berjudul You Can Win. Pada dasarnya balon dalam cerita tersebut sama seperti manusia. Manusia dapat berhasil mencapai puncak kesuksesan karena kekuatan yang dimiliki dari dalam dirinya sendiri.

P.O.W.E.R atau Kekuatan seperti apa yang mampu membuat seseorang lebih berhasil dari sebelumnya ?

P = Positive
Apapun yang Anda pikirkan, Anda katakan, Anda perbuat lakukanlah dengan positif. Berawal dari pikiran atau mind-set kita. Jika Anda mau menanam dan memelihara mind-set yang negatif, konsekuensinya apa yang dihasilkan dari pikirkan tersebut tidak akan positif.

O = Optimist
Melihat kondisi sulit, mendengar komentar negatif orang lain terhadap kita, mengalami kegagalan terus menerus umumnya membuat kita menjadi down dan pesimis. Manusiawi sekali memang, tapi mau sampai kapan jadi pesimis ?, Seumur hidup ? Saya lebih memilih bangkit dan coba lagi. Gagal dan mengalami penolakan sudah biasa, tapi yang luar biasa adalah keyakinan dalam diri setiap orang.

W = Willingness
Yakin saja tidak cukup, seseorang memang harus ada kemauan dan action untuk mewujudkannya. Kalau ditanya mau berhasil ?, pasti semua mau berhasil. Tapi kata orang bijak will is not enough, you have to do. Kalau memang sudah tidak ada kemauan berhasil, ini perkara sudah repot. Orang tersebut harus menolong dirinya sendiri

E = Enthusiasm
Manusia kalau tidak punya antusiasme sama seperti mobil kehabisan bensin. Sebagus dan semahal apapun mobilnya kalau tidak ada bensin percuma saja. Sama seperti kita kalau punya impian yang luar biasa, mind-set yang positif, tapi ketika mulai action tidak punya antusiasme maka semuanya sia-sia.

R = Refill
Batu baterai saja ada waktunya habis, apalagi dengan kekuatan dalam diri kita. Adalakalanya kita memasuki masa sulit, sehingga kekuatan dalam diri kita semakin melemah. Apa yang harus kita lakukan ? Isi ulang (refill) kekuatan Anda. Dengan apa ?
Isi dengan sesuatu yang mampu meningkatkan power Anda kembali. Baca buku, fokus pada achievement pada masa lalu, bangkitkan kembali potensi, masukkan informasi yang positif ke telinga Anda.

Jadi jangan khawatirkan latar belakang Anda, apapun pendidikan Anda baik itu lulusan lokal maupun lulusan impor, pesona fisik Anda cantik atau kurang cantik....karena bukan itu semua yang menentukan seberapa tingginya Anda akan mencapai kesuksesan tapi lebih kepada POWER yang ada dalam diri Anda.


Selamat mengembangkan Power Anda.

PERBEDAAN



10 BIDANG DI MANA ORANG MEMILIKI PERBEDAAN




1 Ekstrovert lawan Introvert: Yang ekstrovert senang kerumunan orang banyak sementara yang introvert lebih suka melewatkan waktunya sendirian atau dengan seorang teman dekat. Yang ekstrovert bersemangat karena adanya orang-orang sementara yang introvert bisa jadi terkuras enerjinya karena adanya orang-orang.

2 Pelaku atau Pengamat: Para pelaku berani mengambil risiko; kalau melihat peluang mereka ingin segera memanfaatkannya sebelum terlambat. Para pengamat lebih hati-hati. Mereka suka memeriksa segalanya terlebih dulu sebelum mengambil keputusan.

3 Yang memberikan garis besar atau Yang memberikan rincian: Yang memberikan garis besar memiliki fokus yang umum dan melihat gambaran besarnya. Mereka berpikir menurut arah serta keinginan menjadikan segalanya terlaksana. Yang memberikan rincian memperhatikan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Keprihatinan mereka adalah bagaimana caranya menjadikan segalanya terlaksana.

4 Tukang belanja atau Penghemat : Kalau tukang belanja memiliki uang lebih, mereka ingin membelanjakannya - untuk diri sendiri, untuk orang lain, untuk maksud-maksud yang layak, untuk apapun. Kalau penghemat memiliki uang lebih, mereka ingin menabungnya untuk jaga-jaga. Mereka tidak suka membelanjakannya kecuali sangat penting.

5 Perencana atau yang fleksibel : Perencana suka struktur di mana segalanya terorganisasikan dan terkemas dengan rapih. Mereka suka jadwal dan batas waktu. Yang fleksibel menyesuaikan diri dengan jalannya kehidupan dan menangani segalanya seadanya. Mereka cenderung spontan dan santai. Ketidak-rapihan tidak mengganggu mereka karena mereka percaya segalanya akan beres.

6 Yang tergesa-gesa atau yang santai : Yang tergesa-gesa selalu sibuk. Kecepatan serta efisiensi adalah kata kunci mereka - selesaikanlah sebanyak mungkin secepat mungkin. Yang santai meluangkan waktunya dan menetapkan kecepatan kerjanya sendiri. Mungkin mereka tidak menyelesaikan cukup banyak, namun mereka menikmati apa yang mereka kerjakan.

7 Pemikir atau perasa : Pemikir memfokuskan pada fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Mereka dasarkan keputusan-keputusan atas data yang objektif dan cenderung berorientasi pada tugas. Perasa memfokuskan pada orang serta perasaan. Mereka dasarkan keputusan pada data yang subjektif dan cenderung berorientasi pada hubungan.

8 Pemimpi atau Pekerja : Pemimpi adalah orang-orang kreatif yang suka banyak idenya. Mereka optimis dan berorientasi pada masa depan. Pekerja bersifat praktis. Mereka suka mengambil ide orang lain dan melaksanakannya. Mereka cenderung bersikap realistik dan memfokuskan pada yang sekarang.

9 Pengumpul atau Pembuang : Pengumpul suka mengumpulkan barang-barang. Mereka tidak suka membuang apapun karena mereka takut kalau-kalau membutuhkannya kapan-kapan. Pembuang suka membuang barang-barang. Mereka tidak suka berantakan dan mereka bersikeras bahwa kalau sudah lama sesuatu itu tidak digunakan, mungkin takkan pernah digunakan.

10 Tukang akrobat atau Pemain tunggal : Tukang akrobat bersifat multi saluran dan dapat menangani banyak hal sekaligus. Pemain tunggal bersifat saluran tunggal dan hanya bisa menangani satu atau dua hal sekaligus. Kalau mereka mencoba mengerjakan lebih banyak, mereka menjadi stress dan kewalahan.


Kita semua berbeda dan unik. Itu menciptakan keseimbangan, keragaman, serta tantangan dalam hubungan-hubungan. Syukurilah perbedaan-perbedaan Anda; bicarakanlah juga perbedaan-perbedaan Anda itu.

RANTAI KEBAIKAN

RANTAI KEBAIKAN

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan.

Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan. Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan. Kata pria itu, “Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson.”

Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka. Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu.

Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu. Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan idak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, “Dan ingatlah kepada saya.”Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja. Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah.

Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya. Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran.

Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan. Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu. Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: “Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga pernah ditolong orang.

Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: ‘Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.’ Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi. Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu.

Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, “Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!”

Ada pepatah lama yang berkata, “Berilah maka engkau diberi.” Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja!

HIDUP BAHAGIA


HIDUP BAHAGIA

Lima peraturan sederhana untuk hidup bahagia.

1. Bebaskan dirimu dari kebencian

2. Bebaskan pikiranmu dari kesusahan.

3. Hiduplah secara sederhana.

4. Berilah lebih.

5. Kurangilah harapan.

Tiada seorangpun yang bisa kembali dan mulai baru dari awal. Setiap orang dapat mulai saat ini dan melakukan akhir yang baru.Tuhan tidak menjanjikan hari-hari tanpa sakit, tertawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan, tetapi Dia menjanjikan kekuatan untuk hari itu, kebahagiaan untuk air mata, dan terang dalam perjalanan. Kekecewaan bagai "polisi tidur", ini akan memperlambatmu sedikit tetapi kau selanjutnya akan menikmati jalan rata. Jangan tinggal terlalu lama saat ada "polisi tidur".Berjalanlah terus.



Ketika kau kecewa karena tidak memperoleh apa yang kaukehendaki, terimalah dan bergembiralah, karena Tuhan sedang memikirkan sesuatu yang lebih baik untuk dirimu,Saat terjadi sesuatu padamu, baik atau buruk, pertimbangkanlah artinya...Ada suatu maksud untuk setiap kejadian dalam kehidupan, mengajarmu bagaimana lebih seringkali tertawa atau tidak terlalu keras menangis.



Kau tidak dapat memaksa seseorang mencintaimu, apa yang dapat kau perbuat hanyalah membiarkan dirimu untuk dicintai, selebihnya ada pada orang itu untuk menilai dirimu.Ukuran cinta adalah saat kau mencintai tanpa batas. Dalam kehidupan jarang akan kautemui seseorang yang kaucintai dan orang itu mencintaimu juga.Jadi sekali kau memperoleh cinta jangan lepaskan, ada kemungkinan cinta itu tidak datang kembali. Lebih baik kehilangan harga dirimu kepada orang yang mencintaimu, daripada kehilangan orang yang kaucintai karena harga dirimu.



Kita terlalu membuang-buang waktu untuk mencari-cari orang yang sesuai untuk dicintai atau melihat kesalahan-kesalahan pada orang yang telah kita cintai, dari pada malah seharusnya kita menyempurnakan cinta yang kita berikan.Jika kau sungguh-sungguh senang pada seseorang, janganlah kau mencari-cari kekurangannya, kau jangan mencari-cari alasan, kau jangan mencari-cari kesalahannya. Malahan, kau atasi kesalahan-kesalahan itu, kau terima kekurangan-kekurangan itu dan jangan kau hiraukan alasan-alasan itu. Jangan pernah meninggalkan rekan lama. Kau tidak akan pernah mendapat penggantinya. Persahabatan adalah bagai anggur, tambah lama akan tambah baik.

Personal Growth and Self Development

The way to gain a good reputation, is to endeavor to be what you desire to appear.
Socrates


The fact is, that to do anything in the world worth doing, we must not stand back shivering and thinking of the cold and danger, but jump in and scramble through as well as we can.
Robert Cushing

The searching-out and thorough investigation of truth ought to be the primary study of man.
Cicero

The only journey is the journey within.
Rainer Maria Rilke

Know thyself means this, that you get acquainted with what you know, and what you can do.
Menander

Yes, know thyself: in great concerns or small,
Be this thy care, for this, my friend, is all.

Juvenal

Men soon the faults of others learn
A few their virtues, too, find out;
But is there one—I have a doubt—
Who can his own defects discern?

Sanskrit Proverb

Collect as precious pearls the words of the wise and virtuous.
Abd-el-Kadar

If we do not plant knowledge when young, it will give us no shade when we are old.
Lord Chesterfield

If you have an hour, will you not improve that hour, instead of idling it away?
Lord Chesterfield

Follow your honest convictions, and stay strong.
William Thackeray

He that will not reflect is a ruined man.
Asian Proverb

Every day do something that will inch you closer to a better tomorrow.
Doug Firebaugh

God ever works with those who work with will.
Aeschylus

Insist on yourself. Never imitate.
Ralph Waldo Emerson

Heaven never helps the man who will not act.
Sophocles

Knowing yourself is the beginning of all wisdom.
Aristotle

Our ideas, like orange-plants, spread out in proportion to the size of the box which imprisons the roots.
Edward Bulwer Lytton

In learning to know other things, and other minds, we become more intimately acquainted with ourselves, and are to ourselves better worth knowing.
Philip Gilbert Hamilton

What progress, you ask, have I made? I have begun to be a friend to myself.
Hecato, Greek philosopher

To conquer oneself is the best and noblest victory; to be vanquished by one's own nature is the worst and most ignoble defeat.
Plato

Everybody wants to be somebody;
nobody wants to grow.

Johann Wolfgang von Goethe

The happiest life is that which constantly exercises and educates what is best in us.
Hamerton

We only become what we are by the radical and deep-seated refusal of that which others have made of us.
Jean-Paul Sartre

Change and growth take place when a person has risked himself and dares to become involved with experimenting with his own life.
Herbert Otto

Heed the still small voice that so seldom leads us wrong, and never into folly.
Marquise du Deffand

Energy and persistence conquer all things.
Benjamin Franklin

If we all did the things we are capable of,
we would astound ourselves.
Thomas Edison

A man who finds no satisfaction in himself will seek for it in vain elsewhere.
La Rochefoucauld

Make it thy business to know thyself, which is the most difficult lesson in the world.
Miguel de Cervantes

The best rules to form a young man are: to talk little, to hear much, to reflect alone upon what has passed in company, to distrust one's own opinions, and value others that deserve it.
Sir William Temple

Exert your talents, and distinguish yourself, and don't think of retiring from the world, until the world will be sorry that you retire.
Samuel Johnson

Don't Give Up !

Don't Give Up !
(Darmadi Darmawangsa)

Pada suatu hari, seorang anak muda memutuskan untuk menyerah...ia berhenti dari pekerjaannya, memutuskan hubungan dengan orang yang dikasihinya, dan mulai memalingkan mukanya dari Tuhan. Ia bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Sambil berjalan ke dalam hutan yang rimbun untuk merenungi nasibnya, ia mengeluh kepada sang Pencipta. Ia berkata, "Tuhan, dapatkah Engkau memberi aku satu alasan kuat sebelum aku mengakhiri hidupku?". Suara Tuhan menjawab, "Apakah engkau melihat sekelilingmu tanaman dan pohon-pohon bambu itu?". "Ya", jawab anak muda itu. Sang Pencipta berkata, "Ketika Saya menanam benih tanaman dan bambu, Saya sangat memperhatikan mereka. Saya memerintahkan sang surya untuk menyinari dan awan untuk memberikan hujan yang cukup. Tanaman hijau lainnya tumbuh dengan pesat memadati hutan namun Saya tidak menyerah. Pada tahun kedua tanaman hijau tetap tumbuh dengan suburnya, namun sekali lagi benih bambu tidak bertumbuh. Namun Saya tidak menyerah. Pada tahun ketiga dan keempat hal yang sama terjadi, namun Saya tetap tidak berhenti. Namun suatu keajaiban muncul pada tahun kelima, benih bambu mulai muncul dari permukaan tanah, jika dibandingkan dengan tumbuhan hijau lainnya, pertumbuhan ini sangat kecil dan tidak berarti. Tapi tunggu...enam minggu kemudian, pohon bambu telah berdiri tinggi menjulang lebih dari 30 meter. Ternyata lima tahun sang benih bambu tumbuh ke bawah dengan memperkuat akarnya, untuk mempersiapkan suatu pertumbuhan yang besar diperlukan akar yang kuat. Demikian juga dengan kemalangan dan kegagalan yang kamu alami selama ini, hal tersebut bermaksud mempersiapkan dirimu untuk bertumbuh. Sebagai Sang Pencipta, Saya tidak akan berhenti berkarya terhadap pohon bambu, apalagi terhadap kamu. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain, masing-masing orang di dunia berbeda tujuannya, waktunya akan tiba ketika kamu akan bertumbuh".


THE POWER WITHIN
(Lisa Wroble)


You are stronger than you think,

Remember to stand tall.

Every challange in your life helps you to grow.

Every problem you encounter,

Strengthens your mind and your soul.

Every trouble you overcome,

Increase your understanding of life.

When all your troubles weigh heavely on your shoulders,

Remember that beneath the burder you can stand tall,

Because you are never given more than you can handle...

And you are stronger than you think.

Kesal dan Marah akan Keadaan? Itu Semua adalah Pilihan!

Kesal dan Marah akan Keadaan? Itu Semua adalah Pilihan!



Oleh: Hingdranata Nikolay



Seorang pemuda menunggangi seekor kuda dengan semua bawaannya sedang menuju sebuah desa di lembah gunung, dengan rencana menetap di sana. Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang tua yang berjalan dari arah desa tersebut.


Dia berhenti sejenak dan bertanya kepada orang tua itu: “Bagaimana keadaan di desa di depan? Bagaimana orang-orangnya?”. Sang orang tua balik bertanya “Bagaimana keadaan di desa tempat asal kamu?”. Sang pemuda menjawab dengan penuh emosi “Sangat tidak baik. Semua orang hanya mau berargumentasi, mau menang sendiri, semua orang saling menusuk dari belakang, tidak ada yang adil, permusuhan, politik, dll…dll.. karena itu saya ingin pergi dari sana”. Orang tua itupun menjawab “Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di depan” Lalu melanjutkan perjalanannya, meninggalkan si pemuda.


Seorang pemuda lain, yang juga sedang menuju ke desa itu, berpapasan dengan orang tua yang sama. Dia pun bertanya hal yang sama, bagaimana keadaan desa di depannya. Orang tua itu pun menanyakan hal yang sama “Bagaimana keadaan di desa asal kamu?”


Sang pemuda tersenyum dan berkata “Indah sekali, orang-orangnya baik, mau bertukar pandangan, terbuka, pernuh persaingan yang menggairahkan, menantang, dan memberikan kesempatan berstrategi”. Sang orang tua pun menjawab “Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di depan”


Pagi ini saya mendengarkan sebuah talk-show di radio mengenai ‘perlakukan tidak adil’ di tempat kerja. Dan tidak surprise menemukan banyak sekali yang akan menyambut topik ini dengan antusias karena melihat dirinya dan merasa berada di situasi tersebut.


Bukankah kalau kita menoleh ke sekeliling, kita bisa melihat dan merasakan begitu banyaknya orang yang mengeluh berada dalam keadaan yang buruk? Dari perlakuan tidak adil oleh atasan, persaingan rekan kerja, gaji yang kecil, kesempatan karir yang terbatas, perusahaan tidak peduli akan perkembangan diri, kultur perusahaan yang serba merusak, terlalu banyak gossip, dan lain-lain.


Saya mengangkat kisah di atas sebagai metafora sebuah kebijakan : ke mana pun Anda pergi, di mana pun Anda berada, yang akan Anda lihat, dengar, dan rasakan, adalah sesuai dengan PILIHAN Anda!


Situasi atau keadaan adalah keadaan. Anda yang MEMILIH mendatanginya, Anda yang MEMILIH untuk mengalaminya, Anda yang MEMILIH untuk tetap mengalaminya, bereaksi terhadapnya, mengambil sikap terhadapnya, dan Anda yang MEMILIH juga untuk mengatakan CUKUP atau TERUSKAN.


Dengan MEMILIH berada di sebuah tempat, Anda sudah MEMILIH untuk berada di keadaan yang ada di tempat itu, entah baik atau buruk. Itu adalah KEPUTUSAN Anda!


Dengan MEMILIH untuk menetap di situ walau sudah punya persepsi buruk mengenai keadaannya, Anda sudah MEMILIH untuk menerima keadaan itu. Kalau Anda berkoar-koar dan setiap hari berteriak Anda tidak bisa menerima keadaan itu, pertanyaannya adalah: apa yang Anda PILIH untuk dilakukan untuk bisa menangani dengan lebih baik atau malah keluar dari keadaan itu? Hidup ini terlalu singkat untuk hanya diisi oleh gerutuan dan komplain. Apalagi komplain akan PILIHAN sendiri.


Kalau Anda merasa telah membuat PILIHAN yang salah di awal, sehingga merasa jatuh ke keadaan sekarang, PILIHLAH untuk melakukan sesuatu yang BERGUNA terhadap perasaan Anda itu.


Seandainya Anda MEMILIH untuk menerima, maka belajarlah untuk merespon dengan lebih efektif. INGAT bahwa MEMILIH untuk menerima berbeda dengan MEMILIH untuk setuju. Anda tetap bisa MEMILIH untuk menerima tanpa perlu Anda setuju dan membenarkan keadaan itu. Apakah Anda setuju dengan kenaikan listrik, BBM, harga-harga, dll?


Nah, toh, Anda bisa MEMILIH untuk menerima khan? Mintalah advis dari yang Anda tahu bisa merespon dengan lebih efektif dalam keadaan Anda, sehingga Anda bisa tetap berada di keadaan tersebut dan bisa tetap efektif dan produktif. Ingat bahwa perasaan seperti stress, depresi, cemas, marah, dll., bukan secara otomatis disebabkan oleh keadaan, tapi adalah PILIHAN respon atau sikap kita terhadap keadaan itu.


So, apakah Anda sedang berada dalam keadaan dimana Anda punya persepsi yang buruk mengenai keadaan itu?


Kalau sudah tahu persepsi Anda, apa PILIHAN mengenai hal ini? CUKUP? Atau TERUSKAN SAJA?


Tipsnya sederhana: apapun yang Anda PILIH, ada konsukuensinya. Mari belajar menganggung konsekuensi PILIHAN kita masing-masing. Karena itu di I2, kita MEMILIH untuk berpendapat bahwa semuanya adalah PILIHAN masing-masing!


Mau dibawa senang, susah, bahagia, menderita, dll…. Semuanya PILIHAN!

You can CHOOSE to be happy all day, or be miserable all day!


YOUR CHOICE!

Life is Simple and Beautiful

Life is Simple and Beautiful

Oleh: Hingdranata Nikolay





“Some things in life are bad
They can really make you mad
Other things just make you swear and curse.
When you're chewing on life's gristle
Don't grumble, give a whistle
And this'll help things turn out for the best...

And...always look on the bright side of life...
Always look on the light side of life...

If life seems jolly rotten
There's something you've forgotten
And that's to laugh and smile and dance and sing.
When you're feeling in the dumps
Don't be silly chumps
Just purse your lips and whistle - that's the thing.

And...always look on the bright side of life...
Always look on the light side of life...


(Cuplikan lagu “Always Look on the Bright Side of Life” dari Monty Python).


A very nice song!

Pada saat diciptakan, konon hanya ide iseng pada saat shooting episode Life of Brian dari serial Monty Phython.

Para crew dan artist yang terlibat sedikit bosan dan saat break mereka mulai bernyanyi.

Dan jadilah lagu ini! SIMPLE and inspiring!

Minggu lalu saya traveling menyusuri Pekan Baru - Paya Kumbuh – Padang lewat jalan darat.

Sebuah pengalaman yang sangat berharga, terutama saya berkesempatan mempertajam sensitifitas saya terhadap SIMPLE-nya hidup ini di peta-peta pikiran orang yang jauh dari kota.

Saya naik mobil travel sewaan dan berkesempatan duduk dan ngobrol dengan penumpang dari berbagai kelas ekonomi.

Seorang nenek dan cucunya di sebelah saya, terutama, sangat menyenangkan.

Saya sempat kaget di sebuah pom bensin, nenek tersebut membeli 2 potong semangka, saya mengira untuk dia dan cucunya, ternyata satu ditawarkan ke saya.

Saya jadi teringat kampung halaman, dimana di tempat terpencil, seolah semua orang mengenal semua orang, dan hidup begitu SEDERHANA!

Di setiap perhentian, saya mengambil kesempatan membeli sesuatu di warung-warung untuk mempelajari cara berinteraksi orang setempat.

Dan paling terkesan saat saya sedang membeli air mineral di sebuah warung, mengintip dari warung ke dalam rumah, tiga orang anak kecil sedang bermain dengan ceria.

Mereka bertiga mengkaitkan kaki satu sama lain sambil berloncat-loncatan dengan riang (saya lupa nama permainan tersebut).

Saat ibu mereka yang sedang melayani saya di warung tahu saya mengintip ke dalam, dia ikut tertawa bersama saya. Wasn’t that BEAUTIFUL?

Sesaat saya berpikir, hidup semua orang bisa sesederhana itu. Bermain dan tertawa dengan lepas.

Jika semua memilih untuk melihat dari SISI TERANG KEHIDUPAN, seperti kata lagu di atas.

Di peta pikiran mereka mungkin tidak ada video games, baju baru, mal, dan lain-lain.

Mungkin juga ada, tapi mungkin dalam realita mereka itu bukan untuk mereka, sehingga tidak terbawa pikiran.

Seperti kata orang bijak “If you mind it matters, if you don’t mind it doesn’t matter!”

Saat cucu sang nenek tertidur pulas sepanjang 2 jam perjalanan yang tersisa, saya juga jadi teringat anak saya.

Saat mereka tidur, mereka tidur. Saat mereka bermain, mereka bermain.

LIFE IS SIMPLE AND BEAUTIFUL!

Lalu saat kembali dengan pesawat dari Padang ke Jakarta, terdengar sebuah suara yang sangat familiar dari radio announcer, memberi petuah-petuah bijak.

Saya tahu ini tidak biasa, di samping suaranya sangat familiar.

Saya mengintip ke depan, saat itu curtain ke kelas bisnis terbuka.

Dan terlihatlah di situ sosok AA Gym, dengan santai berbicara melalui announcer.

Para penumpang domestik, termasuk saya, menikmati sekali tutur bijak tersebut.

Dan yang paling saya ingat adalah ‘pesan’ beliau; kunci hidup senang adalah ‘jangan mudah tersinggung dan jangan mudah menyinggung’.

Saya senyum, dan berkata dalam hati, bisa jadi tambahan berharga untuk ‘pesan’ saya ke milis kita hari ini.

Salah satu line dari Hamlet adalah “Setiap hal itu tidak ada yang baik atau buruk. Pikiran kita yang membuat itu baik atau buruk”

Mau dibawa senang bisa, dibawa susah juga bisa.

Saat kita melihat hidup ini sulit, sulitlah hidup kita.

Saat kita melihatnya sebagai SEDERHANA, maka terjadilah ke-SEDERHANA-an.

Saat kita mencari keburukan hidup, kita juga akan menemukannya!

Saat kita ingin melihat KEINDAHAN hidup, kita akan melihatnya.

LIFE IS SIMPLE AND BEAUTIFUL.

Adalah PILIHAN kita untuk menentukan bagaimana kita melihat dan merasakan hidup!

Seperti kata lagu di atas, just whistle, laugh, smile, dance, and sing!

Kapan terakhir Anda begitu bersyukur dan menikmati hidup?

Have a simple and beautiful life!

DECISIONS!

DECISIONS!

Oleh: Hingdranata Nikolay




Perhatikan baik-baik sekeliling kita, dan kita akan menemukan banyak sekali KEPUTUSAN salah yang diambil.


Setiap menit, setiap jam, setiap hari.


Bahkan yang awalnya kita anggap KEPUTUSAN benar pun bisa menjadi salah begitu keadaan berubah.


Perhatikan juga begitu banyak orang yang meratapi KEPUTUSANnya yang salah.


Atau banyak orang yang bingung sekali MEMILIH KEPUTUSAN.


Ada sebuah anjuran kuno untuk membuat KEPUTUSAN, yakni dengan melemparkan koin apabila kita berada di tengah KEPUTUSAN yang sama2 berat.


Becanda? Tidak juga.


You see, intinya sebenarnya adalah bukan pada kebenaran KEPUTUSAN itu sendiri, karena kita tidak akan pernah tahu KEPUTUSAN mana yang paling benar sepanjang masa.


KEPUTUSAN yang kita anggap benar sekarang, bisa menjadi salah di masa mendatang.


Apa yang kita anggap sebagai fakta pendukung sekarang, bisa menjadi hanya sebagai fakta yang salah di masa mendatang.


Apa yang kita anggap benar sekarang, bisa menjadi salah di masa mendatang.


Demikian sebaliknya.


Walaupun kita sudah memikirkan semua faktor, sudah mempertimbangkan semua fakta, sudah menghitung semua untung-rugi, apakah ada jaminan terhadap KEPUTUSAN KITA?


Walau kita seolah sudah ‘cover all angles’, kita tetap bisa kecewa akan hasil dari KEPUTUSAN kita.


Intinya adalah pada SIKAP KITA setelah KEPUTUSAN itu dibuat.


Intinya adalah pada KOMITMEN kita pada KEPUTUSAN itu sendiri.


Hanya dengan KOMITMEN dan SIKAP YANG POSITIF, apabila ternyata kita merasa kemudian bahwa KEPUTUSAN itu kurang tepat sasaran, kita bisa berkata pada diri sendiri bahwa kita yang membuat KEPUTUSAN itu dan kita bertanggung jawab atas konsekuensinya. Kita bisa tetap tegak dan tahu bahwa KEPUTUSAN itu adalah PILIHAN kita, dan oleh sebab itu kitalah yang BERTANGGUNG JAWAB atas PILIHAN tersebut.


So, apapun KEPUTUSAN-nya, benar atau salah, PILIHAN sikap kita adalah menerima KEPUTUSAN itu sebagai tanggung jawab kita apapun hasilnya, atau malah mengutuk seluruh dunia, termasuk diri kita kalau KEPUTUSAN itu salah. Seperti halnya MEMILIH KEPUTUSAN, SIKAP kita setelah membuat KEPUTUSAN pun adalah PILIHAN.


So, DECIDE, LIVE WITH IT, and BE ACCOUNTABLE FOR IT!


Saya setuju kata orang bijak “If it doesn’t kill you, it will only make you stronger!”


Kalau KEPUTUSAN-nya belum mengantarkan kita ke apa yang kita inginkan, CHANGE THE APPROACH, and MAKE ANOTHER DECISION TOWARD OUR GOAL!

THERE IS NO FAILURE, ONLY FEEDBACK!


Tidak ada yang namanya kegagalan, hanya sebuah feedback. Agar kita mengganti cara-cara kita, termasuk mengganti KEPUTUSAN kita mengenai langkah2 kita menuju sasaran.


Sejauh kita BISA MELIHAT HASIL AKHIR yang kita tuju, kita bisa selalu MEMILIH jalan dan membuat berbagai KEPUTUSAN menuju ke sana.


You see, BELIEF mengenai apakah kita akan mencapai ke HASIL AKHIR yan kita mau, bukan saja terletak pada KEPUTUSAN yang kita buat, tapi juga pada SIKAP terhadap KEPUTUSAN2 kita.


It’s a CHOICE, anyway!

Renungan Kerja

Renungan Kerja


Oleh: Hingdranata Nikolay





Many people quit looking for work when they find a job.

~Author Unknown


Banyak dari kita menghabiskan waktu yang sangat banyak untuk mengejar sebuah PEKERJAAN. Tapi banyak dari kita juga yang lebih ingin mengejar PEKERJAAN-nya sendiri daripada menjadi karyawan yang hebat setelah PEKERJAAN tersebut didapatkan.


Agak ironis, karena seperti kata bijak di atas, saat kita menganggur dan butuh penghasilan untuk hidup, kita mencari-cari PEKERJAAN. Tapi setelah mendapatkan sebuah JABATAN PEKERJAAN dan merasa sudah mendapatkan penghasilan, kita pun berhenti mencari PEKERJAAN dalam JABATAN kita. Seolah PEKERJAAN yang memberikan penghasilan bukan lagi tujuan, melainkan menjadi penghalang kesenangan untuk mendapatkan penghasilan itu sendiri. Seolah PEKERJAAN adalah sesuatu yang mengganggu kesenangan. Kapan terakhir kali kita mengejar PEKERJAAN dalam jabatan kita?


The difference between a job and a career is the difference between forty and sixty hours a week.

~Robert Frost


Kata bijak di atas mengajarkan kita bahwa ada orang yang BEKERJA sebatas BEKERJA atau TUGAS-nya sebagai karyawan, sedangkan ada yang BEKERJA karena itu bagian hidupnya. Tidak mengenal waktu, tempat, lokasi, suasana, PEKERJAAN-nya adalah bagian dari dirinya. Kita bisa melihat di sekeliling kita, orang-orang yang begitu berdedikasi terhadap PEKERJAAN-nya dan benar-benar menganggapnya sebagai KARIR.


Tanpa instruksi, tanpa desakan tuntutan, tanpa pamrih, mereka maju, meminta atau mencari tanggung jawab tambahan, mengerjakan, menaikan standard kinerja sendiri, dan lain-lain. Selalu ada waktu lebih, selalu ada energi lebih, selalu ada antusiasme dan kecintaan PEKERJAAN, selalu ada PASSION.


Saya menemukan bahwa itu yang membedakan antara orang yang disukai dan dicari oleh berbagai kesuksesan dan kesempatan dalam hidup, dengan orang yang hanya selalu bisa memperoleh kapasitas yang sama dalam hidup.


Jadi, yang kita lakukan saat ini, apakah itu PEKERJAAN atau KARIR?

Renungan Mengenai Masa Sulit

Renungan Mengenai Masa Sulit

Oleh: Hingdranata Nikolay



“When your dreams turn to dust, vacuum”

~Author Unknown

Kapan terakhir kali impian Anda hancur berkeping-keping?


Kapan terakhir kali Anda melihat harapan Anda menjadi debu?


Sesuai anjuran di atas, daripada kita berlama-lama meratapi dan bermandi debu, yang malah bisa membawa masalah lain, sedotlah debu tersebut dengan vacuum cleaner!


Get over it! Move on!


Ini sama seperti anjuran bijak klasik yang mengatakan persoalannya bukan apakah kita jatuh atau tidak, tapi seberapa lama kita berada di bawah.


Kalau kita mau melihat ke belakang kita mungkin sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali impian kita hancur saking banyaknya, dan setiap kali pula kita seolah sudah tahu bahwa meratapi kegagalan tersebut tidak berguna.


Pertanyaannya bukan apakah kita boleh meratapi atau tidak, karena kekesalan, kekecewaan, kemarahan, kesedihan, dan sejenisnya, adalah alami.


Pertanyaannya adalah seberapa lama kita akan membawa impian yang hancur ini menjadi bagian dari hidup kita, untuk kemudian kita lahirkan menjadi ketidakpercayaan diri, dendam, sakit hati, stress, depresi berkepanjangan, dan lain-lain.


Mekanisme pertahanan tubuh kita seolah sudah diprogram, bahwa ketika sebuah masalah besar datang, kita akan menghadapi 2 situasi: kita mati, atau bertambah kuat.


Jadi kalau impian kita yang sekarang mati dan kita tidak mati bersamanya, maka hanya kemungkinan kedua yang eksis, yakni kita bertambah kuat.


Untuk direnungkan: berapa lama kita MEMILIH untuk meratapi impian kita yang telah jadi debu?


“It's not that I'm so smart, it's just that I stay with problems longer”

~Albert Einstein


Kita mungkin sudah sangat sering mendengarkan kisah-kisah heroik mengenai para tokoh yang dengan gagahnya bisa melewati berbagai hambatan atau masa-masa sulit, dan pada akhirnya bisa berseru kegirangan dalam kesuksesan mereka.


Sure, itu kisah-kisah yang luar biasa, karena itu pula beberapa dari kita juga berpendapat bahwa itu terjadi kerena para tokoh itu orang luar biasa dan mereka hanya biasa saja.


Kembali lagi, saya mau mengajak sahabat sekalian untuk melihat kembali ke belakang sejenak.


Ada PR di masa sekolah yang dengan sedikit atau banyak paksaan, melalui godaan ngantuk, TV, main, dll, kita akhirnya bisa selesaikan dan dapat nilai yang lebih baik.


Ada pekerjaan yang dengan sedikit lebih banyak paksaan, melalui keletihan fisik dan mental, terselesaikan juga, bahkan kadang menghasilkan sesuatu yang luar biasa, bahkan kadang kita sendiri bertanya “Bagaimana saya bisa melakukan ini?”


Ada situasi, yang dengan sedikit lebih banyak usaha untuk mengontrol emosi, bisa lebih kondusif, dan kita juga berkata “untung tadi saya tahan emosi saya”


Atau saat kita berada di ujian dalam hubungan kita dengan lawan jenis, dan saat dengan sedikit usaha ekstra melalui masalah tersebut, kita hari ini bisa mempertahankan hubungan tersebut.


Kita akan menemukan beberapa, mungkin juga banyak bukti bahwa dengan bertahan dalam masalah kita bisa meraih kemenangan yang lebih manis.


Seperti kata Einstein di atas, seberapa lama kita bersedia MEMILIH untuk bertahan dan menghadapi masalah?


Seberapa besar usaha ekstra yang ingin kita keluarkan?


Seberapa berharga hasil yang ingin kita peroleh sehingga kita MEMILIH akan bertahan seberapa lamapun dalam masalah tersebut?

Renungan Mengenai GOAL


Renungan Mengenai GOAL

Oleh: Hingdranata Nikolay




“All my life, I always wanted to be somebody. Now I see that I should have been more specific”
~Jane Wagner, The Search For Intelligent Life In The Universe, performed by Lily Tomlin

Banyak kita menghabiskan hari-hari mengikuti dan menerima apa yang dilemparkan oleh alam semesta kepada kita.

Beberapa kita menyebutnya sebagai menerima nasib, atau sudah suratan. Beberapa malah menyebutnya sebagai REALITA kehidupan.

Tapi, lucunya banyak dari kita selalu ingin menjadi ‘seseorang’.

Kalau ditanya apa yang kita inginkan, kita selalu bisa menjawabnya dengan lantang – seseorang yang bahagia, seseorang yang sukses, seseorang yang bisa berbuat sesuatu untuk orang lain, dll.

Apa yang terjadi? Pada sebuah titik, kita mungkin akhirnya sadar bahwa kita seharusnya bisa lebih SPESIFIK akan apa yang kita inginkan, karena kita seolah selalu berakhir di titik yang tidak memuaskan, alias tidak pernah merasa menjadi ‘seseorang’ seperti yang kita inginkan.

Bahagia seperti apa? Sukses yang bagaimana? Berbuat sesuatu, apa bentuk konkritnya?

GOAL adalah sesuatu yang SPESIFIK – punya tabungan 100 juta, menjadi karyawan terbaik tahun ini, menikah tahun depan, punya rumah sendiri, dll.

SPESIFIK-lah dengan apa yang Anda inginkan, dan pikiran Anda yang akan menyetir Anda ke sana.

Apakah kita sudah SPESIFIK ingin menjadi ‘somebody’ yang seperti apa?

“Shoot for the moon. Even if you miss, you'll land among the stars” ~Les Brown

Seberapa jauh kita bisa menembak sasaran kita?

Seberapa jauh kita bisa merentangkan sasaran kita?

Seberapa banyak yang bisa kita peroleh atau capai?

Dalam ajaran NLP, kita hanya bisa terus untuk merentangkan keinginan, tanpa bisa tahu secara pasti batasan kita.

Kita bukan Superman, apalagi bukan Tuhan, yang seolah kita bisa mencapai apapun yang kita inginkan.

Tapi kita sendiri tidak tahu sampai di batas mana kita bisa melakukan sesuatu.

Kita hanya bisa set GOAL, lakukan, set GOAL berikutnya, lakukan, begitu seterusnya……

Apakah kita sudah membidik SASARAN yang membuat kita merentangkan segala kemampuan kita atau bahkan di luar perkiraan kemampuan kita?

Seperti kata Les Brown, kalau tidak mendapat bulan, bintang-bintang pun tidak kalah indahnya!

Proyeksi Diri - Very Powerful


Proyeksi Diri - Very Powerful

Oleh: Hingdranata Nikolay





Ada sebuah ungkapan klasik: “Kita mempunyai 3 dimensi – apa yang kita pikirkan mengenai diri kita, apa yang orang pikirkan mengenai kita, dan diri kita yang sebenarnya”


Pernahkah terpikirkan, apakah Anda hidup berdasarkan proyeksi diri Anda sendiri mengenai Anda, ataukah proyeksi orang lain mengenai Anda?


Pernah mendengarkan orang berkata kepada Anda “It’s not like you!” atau “Kayaknya lu bukan seperti yang pernah gua kenal” atau “Nggak biasanya lu seperti ini” atau yang lainnya. Nah, reaksi Anda bisa dua; “benar juga, ini kayaknya tidak seperti gua” atau “lho, memang gua nggak seperti itu kok?”


Either way, yang Anda atau orang lain lakukan adalah membuat sebuah proyeksi DIRI ANDA ITU SEPERTI APA SEBENARNYA.


Dan Anda bisa percaya bahwa ITULAH DIRI ANDA YANG SEBENARNYA!


Saya kenal orang-orang yang hidupnya benar-benar menurut proyeksi orang lain terhadap dirinya.


Mereka menjadi pemalu, hanya karena menurut orang lain mereka itu pemalu.

Mereka tidak melakukan sesuatu hanya karena menurut orang lain mereka tidak akan bisa.

Mereka galak, karena banyak orang menganggap mereka galak.

Mereka bersikap sesuai bintang kelahiran atau shio mereka.

Bahkan mereka berperilaku sesuai dengan persepsi orang mengenai orang-orang dari daerah asal atau yang sama rasnya dengan mereka.


When you think about it, isn’t it all just a matter of self-projections?


Keputusan untuk mengiyakan atau menjadikan hasil proyeksi tersebut sebagai sesuatu yang sebenarnya adalah di tangan kita lho.


It’s in our hand! It’s our decision!


Kalau proyeksi orang lain terhadap kita itu BERGUNA atau bermanfaat bagi kita, artinya memberikan hasil yang berguna untuk hidup kita, fine.


Bagaimana kalau ternyata proyeksi tersebut membatasi hidup kita dan kita tidak menikmati hasil positif karenanya?


Waktu remaja, saya sangat percaya ramalan bintang, dan saya tahu bahwa orang berbintang capricorn pantang menyerah dan pekerja keras.


Oh boy, betapa pantang menyerahnya saya waktu itu! Setiap kali saya ingin menyerah, saya ingat bahwa saya seorang capricorn, sang kambing gunung yang pantang menyerah dan akan tetap mendaki walau semua sudah menyerah.


You see, pengalaman saya di atas itu menunjukkan proyeksi diri yang BERGUNA!


Di waktu SMP saya pernah ikut tes psikologi, dan hasilnya katanya saya adalah seorang yang lebih suka memberikan dorongan dari belakang tapi tidak menyukai untuk menjadi pemimpin kelompok, karena saya tidak suka berada di spot light.


Alamak! Saya ‘beli’ proyeksi itu sampai saya kuliah dan aktif berorganisasi, dimana setiap kali ada tawaran atau kesempatan memimpin, saya selalu berkata pada diri saya ‘it’s NOT me!’

Kalau memikirkannya sekarang, saya bisa membayangkan banyaknya kesempatan yang diambil orang lain, dan saya hanya bisa berkata “WHAT IF?”


Now, ini pengalaman proyeksi diri yang TIDAK BERGUNA!


Ini TIPS-nya: cobalah memikirkan BUKAN dari sisi apakah proyeksi itu BENAR sesuai dengan Anda atau tidak, tapi apakah proyeksi tersebut MEMBERIKAN HASIL YANG ANDA INGINKAN DARI HIDUP! Kita INGIN mencapai HASIL yang kita inginkan, bukan mewujudkan proyeksi diri walau itu tidak memberikan HASIL! Dan ingat bahwa proyeksi diri adalah hal yang tergantung pada KONTEKS, artinya tidak sebaiknya berwujud mutlak di setiap KONTEKS.


Seandainya proyeksi Anda (entah dari orang lain atau menurut Anda sendiri) adalah orang yang pendiam, dan dari ‘menjadi orang pendiam’ itu Anda mendapatkan HASIL, misalkan karena Anda bekerja di bidang yang justru menuntut Anda tidak banyak bicara, maka wujudkanlah! Hiduplah dalam proyeksi itu!


Apabila proyeksi Anda adalah orang yang agresif, dan Anda bekerja di bidang sales, yangmana lebih menjanjikan HASIL, maka wujudkanlah!


Jika proyeksi Anda adalah orang yang pendiam dalam KONTEKS pekerjaan dimana Anda memperoleh HASIL, tapi Anda tidak kunjung mempunyai pasangan hidup dengan menjadi pendiam, maka dalam KONTEKS hubungan ini, Anda sebaiknya membuat proyeksi diri yang LEBIH BERGUNA!


Jika proteksi Anda adalah orang yang agresif dalam KONTEKS pekerjaan dimana Anda memperoleh HASIL, tapi Anda terus-menerus ribut dan cekcok dengan pasangan Anda, maka dalam KONTEKS hubungan, Anda mungkin butuh proyeksi berbeda.


BEWARE, karena proyeksi orang lain terhadap Anda sangat kuat. Sebegitu kuatnya, sehingga bahkan Anda ingin berubah pun, Anda seolah tidak kuasa menahan gejolak proyeksi orang lain di lingkungan yang menganggap Anda seperti yang lama atau bahkan tidak ingin Anda berubah. Lingkungan punya potensi memaksakan proyeksinya tentang Anda ke diri Anda!


GOOD NEWS-nya: IT’S YOUR DECISION! IT’S YOUR CHOICE!!!


So, pikirkan kembali semua proyeksi mengenai diri Anda sampai hari ini.


DECIDE which ones are USEFUL for you, TODAY, RIGHT NOW! And JUST LIVE BY WHAT IS USEFUL!